Sabtu, 29 November 2008

Hanya Insan Biasa

Created by : Dodi Alyendri, S.Pd

01 April 2008

Tatapan mata ini sayu

Semangat pun layu

Jiwaku menangis

Hatiku teriris

Sedih…….

Namun apa mau dikata

Aku hanya sebatang kara

Ku coba mengadu

Tapi tak ada yang mau tau

Aku tertunduk haru

Menikmati kehidupan dengan pilu

Terbersit kata dalam batin

Aku hanya insan biasa

Buktikan dan Rasakan

Created by : Dodi Alyendri, S.Pd

31 Maret 2008

Genggamlah bara itu

Akan kau rasakan panasnya

Genggamlah es itu

Akan kau rasakan dinginnya

Jangan kau hanya bicara

Berceloteh seperti camar tolol

Lihatlah mereka disana

Yang hangus karena kepanasan

Yang beku akibat kedinginan

Sedang kau hanya bisa bercerita

Bercerita tentang panasnya bara api

Dan dinginnya es

Kau hanya bisa berkata

Harus begini…..begitu…..

Sedang kau hanya duduk di atas kursi empuk

Bermukim di ruangan ber AC

Tidur di atas kasur tebal

Tanpa merasakan apa yang mereka rasakan

Buktikan dan rasakan

Kau akan tau yang sesungguhnya

Ku Tanya

Created by : Dodi Alyendri,S.Pd

31 Maret 2008

Ku Tanya pada siang

Kenapa matahari tak memancarkan sinarnya?

Ku Tanya pada malam

Kenapa bulan tak muncul malam ini?

Ku Tanya pada siang dan malam

Kenapa dengan hari ini?

Tiap hari ku bertanya selalu

Tiada pernah ku mendapatkan jawabannya

Ku lihat siang

Alam ini menangis

Kulihat malam

Bumi ini bersedih

ada apa hai……dunia?

Lihatlah tangisan alam

Membanjiri bumi ini

Pandanglah kesedihan bumi

Merendam apa yang ada di alam ini

Kepada siapa lagi aku harus bertanya?

Yang aku hanya bisa terlarut dalam setiap tanya

Sedang mereka di sana larut akibat tangisan dan kesedihan alam

Senin, 15 September 2008

Special for you, sobat


SENDIRI LAGI
Sendiri....Kini aku sendiri lagi Entah susah entah hati pedih Tak peduli
Sendiri....Mungkin lebih baik begini Tak perduli apa yang terjadi
Biarkan....Dimanapun aku berada Jangan datang atau titip salam Tanda cinta
Kututup Mata dan hati untuk cinta Karena antara engkau dan aku T'lah terlarang ada cinta ...
Masih terbayang dalam ingatanku Waktu kau mengambil putusanmu Kau pergi dengan wajah penuh duka Kau bisikkan kau tetap menyinta
Sendiri....Berteman sedih dan air mata Bercumbu dengan duka nestapa Dan merana
Mengapa Harus terlambat kita berjumpa Demikian pernah kau ucapkan Dengan derai air mata ...
Dulu segalanya indah bercahaya Kini hambar sudah tiada makna Dulu pernah dengan tawa canda ria Kini hilang menusuk dan sendu Lara ... oh,... sendiri